Studi Tiru SMA Terpadu Krida Nusantara ke Jombang

Studi tiru merupakan salah satu cara untuk meningkatkan kinerja dan efektivitas sekolah, yaitu dengan mengambil inspirasi dari keberhasilan sekolah lainnya. Sekolah yang dipilih alangkah baiknya memiliki kesamaan konteks atau karakteristik tertentu dengan sekolah yang bersangkutan. Adapun tujuan-tujuan spesifik yang ingin dicapai seperti peningkatan efisiensi pengelolaan, peningkatan mutu pendidikan, atau peningkatan kepuasan siswa dan orang tua.

Pada 8-21 Januari 2024, SMA Terpadu Krida Nusantara bertolak ke Jombang, Jawa Timur untuk melaksanakan studi tiru di beberapa sekolah. Studi tiru ini terbagi menjadi dua tim dan masing-masing tim beranggotakan 7 orang pengajar dan pamong Unit Pendidikan Agama didampingi oleh 1 orang perwakilan dari Yayasan. Berikut adalah susunan kedua tim beserta sekolah yang dikunjungi:

 

TIM 1

Anggota:

  1. Oji Mahroji (Kabid Binwas)
  2. H. Saefulloh
  3. Asropi, M.P.Mat
  4. Dadang Rahman, S.Pd
  5. Taufiq Fauzan Ginanjar, M.Pd
  6. Fajar Agistian
  7. Kurniati Tresnaasih, S.Pd
  8. Lilis Yeni Solihayati, S.Pd

Waktu pelaksanaan:

8-14 Januari 2024

Sekolah yang dikunjungi:

  1. Trensains Tebuireng
  2. Aqobah International School
  3. Pondok Pesantren Bahrul Ulum Tambakberas

 

TIM 2

Anggota:

  1. H. Asep Sukendar, M.Pd. (Kabid Litbang)
  2. Salim Salamet, M. Ag.
  3. Yayan Udaya, M.Pd.
  4. Hendra Hondayani, S.Pd.
  5. Angga Oktawiyanto, S.Pd.
  6. Asep Ramdhani
  7. Indita Wanapuspa, S.Pd.
  8. Gea Rahmalia Putri, S.Sos.

Waktu pelaksanaan:

15-21 Januari 2024

Sekolah yang dikunjungi:

  1. Pondok Pesantren Al-Aqobah
  2. Pondok Pesantren Tebuireng
  3. Pondok Pesantren Bahrul Ulum Tambakberas

 

Pondok pesantren yang menjadi tujuan utama adalah Trensains Tebuireng untuk tim 1 dan Pondok Pesantren Al-Aqobah untuk tim 2. Observasi yang dilakukan antara lain pelaksanaan kegiatan sekolah, tata tertib yang berlaku, peran pengelola pondok (pesantren) terhadap aktivitas santri, keterlibatan orang tua dalam pengelolaan pondok, pengaruh figur Kiai atau santri senior terhadap santri, pengaruh budaya luar (HP, laptop, dan media sosial) terhadap kehidupan santri, dan dinamika pergaulan antara santri senior dengan adik tingkat/kelasnya.

 

“Ketika orang berkata pada saya bahwa mereka telah belajar dari pengalaman, saya berkata pada mereka bahwa triknya adalah belajarlah dari pengalaman orang lain” – Warren Buffett

 

Share this post